Home » » Seperti Ini Cerita Awal Mula Padepokan Dimas Kanjeng

Seperti Ini Cerita Awal Mula Padepokan Dimas Kanjeng

Posted by Blog Ilmu Sejarah on Wednesday, October 12, 2016

Seperti Ini Cerita Awal Mula Padepokan Dimas Kanjeng






Sebelum Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dikenal luas, tempat itu adalah yayasan Amalillah.
Yayasan Amalillah berdiri tahun 1999. Keberadaan yayasan tersebut kian senter sejak warga berbondong-bondong menyetorkan uang ke sana melalui koordinator masing-masing daerah.
Sistem yang dipakai yayasan ialah menjanjikan bunga yang besar kepada penyetor uang. Bila menyetor Rp100 ribu, akan mendapatkan Rp100 juta hingga Rp1 miliar.
Kemudian tempat tersebut menjadi padepokan. Padepokan didirikan oleh empat orang yakni Taat Pribadi, Ismail Hidayat (yang belakangan dibunuh), Abdul Gani (yang belakangan dibunuh), dan Al. Keempat orang inilah yang dulu juga menggalang dana untuk yayasan Amalillah.
"Memang awalnya dilakukan awal tahun 2005. Jadi, mereka mengumpulkan dana dari seputar Kota Probolinggo, Situbondo, dan Kabupaten Probolinggo," ujar Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifudin.

Yayasan Amalillah ditutup tahun 2000. Saat itu, Taat Pribadi dan tiga pendiri lainnya kemudian beralih ke penarikan barang pusaka. Kegiatan yang baru ini ternyata mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.

"Masuk kepada fase kedua, sekitar tahun 2006 hingga tahun 2011, aktivitas klenik itu kemudian berkembang hingga menjadi sebuah komunitas yang cukup besar. Dari keterangan sebanyak 42 saksi, aktivitas untuk mengambil klenik itu dari berbagai tempat, berkembang menjadi sebuah komunitas," ujar Arman.

Padepokan Dimas Kanjeng lama kelamaan memiliki banyak pengikut dari berbagai daerah. Bahkan tercatat sampai sekitar 23 ribu orang. Saat itulah, mulai ada aktivitas penggandaan uang.

Di tengah melesatnya perkembangan padepokan, sekitar bulan Februari 2015, Ismail Hidayat ditemukan meninggal dunia di Desa Tegal Sono. Abdul Gani kemudian ditemukan meninggal dunia pada 13 April 2016.

Abdul Gani sendiri ditemukan mengambang di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, oleh nelayan setempat.

Belakangan terungkap, kedua orang itu merupakan korban pembunuhan. Tersangkanya mengarah ke Taat Pribadi dan sejumlah pengikut.

Singkat cerita, tanggal 22 September 2016, anggota Polda Jawa Timur, menangkap Taat Pribadi. Saat penangkapan, Polda Jatim mengerahkan enam ribu anggota dan dipimpin langsung oleh Wakapolda Jatim Brigjen Gatot Subroto.

Sejak itulah, kasus penggandaan uang pengikut yang dilakukan Taat Pribadi terungkap.

"Meskipun kasus itu berawal dari yayasan Amalillah, kami tetap konsentrasi pada kasus pembunuhan dan penipuannya," kata Kapolres Arman.

Polisi yakin korbannya banyak. Itu sebabnya, polisi membuka posko pengaduan di berbagai tempat. Hingga saat ini ........
                                                            Selanjutnya baca disini


Thanks for reading & sharing Blog Ilmu Sejarah

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

BTemplates.com